Love Is Cinta

Puisi Rindu

Waktu telah lama memisahkan kita ..
Hari, bulan dan tahun telah berlalu ..
Hanya kenangan yang sekali-kali datang menyapa ..
Apakah ini rindu atau ilusi semata ..

Kadang hati bertanya,bisakah ..
Rindu ini menemukan jalan nya ..
Ternyata hampa saat hati ..
Telah terkubur oleh rindu ini ..

Semenanjung rinduku terhalang oleh ..
Selat cintamu yang dalam ..
Akankah kita bisa menyatukan ..
Rindu ini ..

Wahai gadisku mungkin aku tak seindah ..
Yang kau bayangkan tapi aku akan berusaha menjadi yang terindah untukmu ..
Read more : Puisi Rindu

Puisi Serpihan Hati

Perjalanan cinta tlah menghempaskan aku ..
Pada hati yang kukagumi ..
Terkadang bisu dan terkadang aku nafsu ..
Kini semua tinggallah serpihan hati ..
Yang tertanam pada hati dia ..

Hatiku berkeping saat mencintai ..
Dia, dia dan dia ..

Hanya namanya yang selalu ada ..
Hanya setitik cahaya darinya yang mampu ku baca ..
Dimana aku akan mencari kembali ..

Cinta yang seharusnya tergenggam jemari ..
Kini hilang di tengah rinai ..

Angin semilirpun dapat membawamu ..
Begitu mudahnya dia merasuk kedalam semak hatiku ..

Dia adalah kamu yang kucinta tanpa nafsu ..
Read more : Puisi Serpihan Hati

Puisi Kenangan Untuk Ayah

Kenangan lama membias kembali
Masa kanak-kanakku
Masa yang begitu indah
Kau memelukku dalam dekap pangkuanmu
Aku tersenyum bahagia

Kenangan lama membias kembali
Saat masa-masa remaja menjemputku
Masa yang penuh pergolakan
Penuh dengan kebimbangan
Unutk menemukan jati diriku
Kau membimbngku dengan penuh kasih

Kenangan lama membias kembali
Masa-masa dewasa datang menghampiriku
Masa yang penuh tanggung jawab
Saat gelora cinta datang mendera kalbuku
Kau mengajariku memahami apa arti “ Cinta “

Saat kegagalan melandaku
Kau membangkitkanku kembali
Kau menisik jiwaku dengan asa
Yang tak pernah tenggelam
Untuk menggapai cinta dan cita

“ Jangan pernah menyerah “

Itulah kata yang senantiasa
Kau bisikkan kepadaku
Tuhan pastikan selalu
Memberikan jalannya kepada mu
Read more : Puisi Kenangan Untuk Ayah

Aku Menikahimu, Bukan Masa Lalumu (Curhat)

Aku duduk termangu di sudut ruangan itu. Takzim menikmati petuah-petuah yang mengalir lembut ke sanubariku. 6 tahun lebih aku merindukan hal ini. Karena kuliah di luar kota, memaksaku meninggalkan kebiasaanku yang telah kunikmati sejak masih duduk di bangku SMA. Kini aku telah bisa menikmatinya lagi.

Setelah lebih dari sejam berlalu, dahagakupun terobati. Acara telah berakhir. Dengan tenang aku melangkah keluar bangunan itu. Hari telah beranjak siang, saat aku menikmati indahnya jalanan pulang ke rumah dengan naik bus kota. Selama aku tinggalkan kota ini telah berubah banyak sekali. Jalanan makin bersih dan asri berhias aneka kembang. Kiri kanan jalan berhias gedung-gedung indah nan artistik dan tertata rapi, tiada kesan kumuh seperti dulu.

Akhirnya aku sampai di tujuanku. Saat turun pandangan mataku tertuju pada sesosok berjilbab biru yang turun barengan dari bus kota tadi. Dia berjalan dengan pandangan tertunduk dan terus searah dengan jalan yang ku lalui. ” Ah siapakah dia” gumamku dalam hati.

Tanpa kusadari langkahku telah terlalu jauh melewati rumah. Saat tersadar, ternyata wanita berjilbab itu telah hilang dari pandanganku. Aku celingukan mencarinya. Mataku kembali menangkap bayangan kerudung birunya. Dia sedang berada di teras sebuah rumah sederhana di temani beberapa anak kecil yang riang bernyanyi dan bergurau. ” Ah siapakah dia sebenarnya ” gumamku lagi sambil berlalu pergi dari tempat itu.

+++

Waktu terus berlalu, tiada terasa sudah 6 bulan sejak pandangan itu. Kini aku telah mengenalnya. Cinta namanya. Bahkan setelah aktifitasku, seringkali aku membantu dia mengajar anak-anak kecil di lingkunganku untuk belajar mengaji dan juga belajar pengetahuan umum.

Aku sempat heran saat beberapa kali aku melihat pandangan mata yang seakan mencibir kedekatanku dengannya. Semakin hari pandangan itu semakin terlihat penuh kedengkian. Entahlah apa penyebab semua itu, aku tak tahu dan tak mau tahu. Bagiku itu tak ada hubungannya denganku.

” Ar kita mampi ke cafe itu dulu yuk, aku haus nih! ” Pinta Cinta.

” Boleh ” Jawabku sambil membelokkan arah kakiku ke Cafe yang ditunjuk oleh Cinta. Sementara Cinta mengiringiku dari samping kiri.

Saat aku dan Cinta melangkah masuk, beberapa kali kulihat padang mata nakal terus mengawasi gerakan Cinta. Entah kenapa aku semakin risih melihat pandangan yang terasa mencibir dan menghakiminya, meski aku tak tahu apa sebab itu semua.

Tak lama setelah aku duduk, datang seorang waitress cowok menghampiri kami. Kembali aku lihat pandangan genit dan menghina dari waitress tersebut. Aku ingin marah, tapi aku tahan saat melihat Cinta malah cuek gak memperhatikan sama sekali. Segera aku pesan orange juice untukku dan ternyata Cinta juga pesan hal yang sama. Tak lama minuman kami datang diantar sang waitress yang masih tetap dengan pandangan genit terhadap Cinta.

Setelah lumayan lama kami duduk dan beristirahat di cafe tersebut, akhirnya Cinta mengajakku untuk pulang. Setgera aku memanggil waitress tersebut dan menyerahkan uang untuk membayar minuman kami tadi.

” Ar ini surat dariku, kamu bacanya ntar di rumah ya. Jangan baca di sini.” kata Cinta sambil menyodorkan sepucuk surat beramplop biru kepadaku.

” Surat apa ni Cin? “

” Sudah gak usah nanya, kamu baca dirumah saja ya.” Kata Cinta seraya beranjak pergi.

————

Tuk Arya

Assalamualaikum

Sebelumnya aku minta maaf karena aku harus memberi tahumu tentang aku lewat sepucuk surat ini. Sebenarnya aku ingin berkata langsung terhadapmu, tapi lidahku terasa kelu untuk ungkapkannya.

Arya, sebelum hubungan kita terlanjur jauh, aku ingin berterus terang terhadapmu.

5 tahun yang lalu aku datang ke kota ini untuk kuliah. Dengan wajah cantik dan kepolosanku aku datang ke kota ini. Awalnya semua lancar, tapi begitu menginjak semester kedua, ada kejadian yang membuatku terpuruk. Aku dijual pacarku sendiri ke om-om girang. Dan sejak saat itu aku berpindah dari om yang satu ke om yang lainnya.

Saat aku putus dengan pacarku, aku sudah terbiasa dengan kehidupanku tersebut. Sehingga aku tak bisa keluar dari jerat lembah hitam tersebut. Apalagi saat itu namaku begitu terkenal sebagai wanita panggilan kelas atas yang sering disewa om-om dari jakarta. Dari kehidupan itu aku bisa menikmati enaknya tinggal di apartemen di seberang rumahmu, kemana-mana naik mobil mewah dan sebagainya.

Menginjak tahun ketiga aku di sini, petaka itu datang. Suatu hari aku sakit. Setelah diperiksa dokter ternyata aku positif HIV. Aku hancur saat itu. Tapi aku terus mencoba check ke beberapa rumah sakit di kota lain dan hasilnya sama.

Selama hampir satu bulan aku jarang keluar rumah. Makan dan mandipun malas. Aku banyak merenung. Samapailah aku pada suatu kesimpulan bahwa itu adalah peringatan Tuhan terhadapku yang telah jauh terjerumus.

Dengan keyakinan penuh aku bernadzar, seandainya Tuhan masih memberiku kesempatan untuk sembuh. Maka aku akan mengorbankan sisa hidupku untuk menolong anak-anak kecil disekitarku tinggal. Alhamdulillah setelah mencoba berbagai macam pengobatan alternatif, setahun yang lalu dokter menyatakan aku sembuh. Mereka heran kok bisa aku sembuh. Karena aku tidak percaya dengan hasil test di RS tersebut, aku mencoba ke RS lain dan ternyata benar, aku sudah sembuh.

Sesuai dengan janjiku, maka aku putuskan untuk memulai langkah baru hidupku dari sini. Karena di sini orang lebih mengenalku sebagai wanita panggilan. Aku ingin menguji keteguhan tekadku untuk sembuh. Awalnya memang berat, apalagi saat pandangan mata mencibir selalu terarah kepadaku.

Ar itulah sekelumit kisah kelamku. Aku minta kau pikirkan lagi keseriusanmu untuk berhubungan denganku. Aku tahu siapa keluargamu. Aku merasa tak pantas mendapatkanmu. Aku ingin mendapatkan yang lebih baik dariku.

Wassalam

Cinta

—————-

” Umi aku mau nany boleh gak Mi? ” Tanyaku pada ibu yang sedang duduk sambil menunggu sayur yang sedang dihangatkan untuk makan malam.

” Nanya opo to le? “

” Mi jika aku menikah dengan mantan wanita panggilan, Umi ijinin gak ?”

” Le Umi gak akan memilih-milihkan calon istri untukmu. Siapapun dia, apapun latar belakangnya Umi dan Abi akan setujui kok le. Asal dia memang sudah berubah lebih baik.”

” Kalau aku menikah dengan Cinta gimana Mi? ” Tanyaku

” La anak itu kan sudah sadar le. Sekarang dia sudah menjadi wanita baik-baik. Ya gak apa-apa to.”

” Benar Abi gak apa-apa Mi?”

” Le dua hari yang lalu Umi sudah ngobrol sama Abi masalahmu dan Cinta. Kami gak ingin ada fitnah. Dan Abimu setuju tuh untuk menikahkanmu dengan Cinta “

” Terima kasih Umi” jawabku sambil mencium pipi Umi yang sudah mulai mengeriput.

———

” Saya terima nikahnya Cinta Febrianti Binti Umar dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai ” Jawabku dengan tangan kanan masih bersalaman dengan tangan pak penghulu.

” Bagaimana saksi, Sah” Tanya pak penghulu sambil menoleh ke 2 orang saksi yang hadi di samping Aku dan Cinta.

” Sah… Sah….” Kata kedua saksi tersebut berbarengan.

Setelah pembacaan do’a nikah yang dilakukan oleh Abi, pak penghulu dan beberapa kerabat yang hadir di masjid tersebut bergantian mengucapkan sselamat dan bersalaman dengan kami.

” Cinta akhirnya resmi juga kita jadi suami-istri ya. Mulai sekarang kita hadapi bersama semua cibiran dan hinaan mereka terhadapmu bersama. Aku akan selalu menjagamu. Aku bahagia Cinta” Kataku sambil memeluknya.

” Terima kasih mas Arya. Aku terharu dan tersanjung kau mau menikahi aku yang telah berlumur dosa ini. Aku berjanji untuk tidak terjerumus lagi. Aku Cinta kamu mas.” Jawab Cinta sambil berkaca-kaca matanya.

——–

Denpasar, 22042011.1940
Read more : Aku Menikahimu, Bukan Masa Lalumu (Curhat)

Demi Bahagiamu Lebih Baik Ku Pergi (Puisi Cinta)

hanya ini yang bisa aku lakukan demi kebahagiaanmu
hanya ini yang bisa aku berikan demi kebebasanmu

kamu selalu bilang kamu ingin lepas dari semua masalah
tapi entah kenapa malah kamu yang selalu membuat masalah

demi kebahagiaanmu mungkin lebih baik aku pergi dari hidupmu
walo kamu bilang tak ingin melepasku

tapi aku tak yakin akan hal itu
demi kebebasanmu mungkin lebih baik aku melepasmu

walo kamu bilang ingin terus jalan denganku
tapi aku tak yakin akan hal itu

mengapa aku tak yakin?
karena kau selalu mendua

walo dalam waktu singkat dan dengan orang yang berbeda-beda
tapi aku lelah melihatmu bermain-main dengan hidupmu

ku ingin ini yang terakhir
dan apabila ku bisa membuktikan semua itu
ku berharap kamu akan bahagia dengan kekasih barumu itu
Read more : Demi Bahagiamu Lebih Baik Ku Pergi (Puisi Cinta)

Aku Ingin Engkau Jujur (Puisi Cinta)

Malam datang dengan angkuh
Antarkan jiwa untuk merindu
Lingkaran kisah ku dan kau,
Akhir duka merasuk cinta


Rindu denting membenci
Artikan hadirmu tak kuingin
Malam selalu memandang
Altar maaf yang tak terhidang
Lelah ku menunggu
Akankah kau mengerti!
Wanitaku kau gadisku!

Ayangku...
Temaramku buai namamu
Inginkan kau pergi dan kembali
Binar asa yang telah terpadam
Rasa membenci namun merindu

Sayangku ...
Izinkanlah hatimu tuk jujur
Mencintaku bukan kesalahan !

Artimu lebih dari sgalaku
Nyawamu adalah nafasku
Gunakanlah hatimu
Untuk mengerti semua ini !

Namun ...
Senyum itu kini menghilang
Oleng melayang entah kmana
Nyatakan kau tuk dirinya
Gagalkan jujurmu demi janjimu !
Read more : Aku Ingin Engkau Jujur (Puisi Cinta)

Dan Hanya Jika (Puisi Cinta)

Lamunan senja perlahan menepis awan yang berarak
Matahari berhenti melangkah tepat diantara lembayung
Laut menjingga menemani camar yang lalu lalang tak henti

Duduk diantara dua tungkai pohon yang mulai membusuk
Menatap tarian kelapa tua yang hampir roboh melengkung
Menatap tarian wanita yang di depanku, tak henti

Diatas pasir pantai yang menyelinap diantara sela-sela kaki
Berdansa dengan alunan angin pantai dan tabuhan ombak
Kau sendiri lagi, menarikan pinggulmu dan indah

Aku berdiri dari dudukku menghampirimu dan mengecup keningmu
Melengkungkan tangan kananku dipinggangmu yang kecil
Kutemani kau berdansa dengan alam dan menari dengan angin

Matahari kini sudah menutup matanya diantara lautan yang kini gelap
Kau nyalakan unggun dan terus menari sementara aku memandangimu
Kau menghampiriku, mengecup keningku, melingkarkan tanganmu diantara pinggangku

Kau mulai berbaring sendiri menghadap langit berbintang berbantalkan pasir
Perlahan kau mulai tertidur, namun senyummu tak hilang, walau kecil
Akupun mulai berbaring disampingmu, kubisiki telingamu dengan cinta

Dan Akupun tertidur ....
Memelukmu ....
Tersenyum ....
Read more : Dan Hanya Jika (Puisi Cinta)

Aku dan Kamu (Puisi Cinta)

Aku dan Kamu

Aku adalah aku
Kamu adalah kamu
Dia adalah dia
Mereka adalah mereka

Biarkan dia menjadi dia
Biarkan mereka menjadi mereka
Namun biarkan aku dan kamu menjadi Kita
Kita adalah kita

Aku mencintamu karena kamu adalah kamu
Bukan karena indah parasmu
Bukan karena pandaimu
Bukan karena kebaikanmu

Semua ini
Tidak dapat kutuliskan dengan indahnya kata
Tidak dapat kuungkapan dengan sepenuh rasa
Tidak dapat kugambarkan dengan sepenuh tenaga

Tak perlu kau tanya alasannya
Jiwa ini tak pernah sabar untuk bersatu ke dalam dirimu
Menyatu, tak terpisahkan
dan kurasa ini suratan takdir kita
Read more : Aku dan Kamu (Puisi Cinta)

Suatu Perjalanan Kehidupan (Puisi Cinta)

Kumulai bait ini dengan lamunan
Mengenang hari-hari kemarin
Mengira hari-hari berikutnya
Mensyukuri akan hadirnya hari ini

Fiuh .......
Kuhembuskan nafas yang teramat dalam
Seakan ini adalah nafas terakhirku
saat aku akan meraih sebuah keabadian

Tak ada yang abadi di dunia
Yang abadi hanyalah ketidakabadian
Waktu seakan tak mau sejenak beristirahat
Hanya ada aku yang masih terdiam dalam lamunan, disini

Terang dan gelap
Suka dan Duka
Manis dan pahit
Semuanya datang dan pergi silih berganti

Mengapa tak selamanya kurasakan bahagia
Mengapa tak selamanya kurasakan hangat
Mengapa tak selamanya kurasakan sehat
dan Mengapa CINTA tak selamanya kurasakan

Hidup seperti roda
Kadang di atas, kadang di bawah
Namun, seberapa lama roda itu di atas atau dibawah
Tergantung dari sang empu yang menggerakan

Berlarilah meraih impian itu dengan sekuat tenaga
Tertawalah dengan sepenuh rasa selagi kau sempat
Karena akan tiba waktunya untuk jiwamu
Untuk beristirahat dalam keabadian
Read more : Suatu Perjalanan Kehidupan (Puisi Cinta)

Kau Yang Terindah ... Selamanya (Puisi Cinta)

salam terindah untuk mu yang terindah
aku mulai senja ini dengan segumpal senyum
aku lirik sebuah kata yg mungkin terlintas dibenak saat ini
dengan sebuah tanya yg tak sempat aku tanyakan
dengan sebuah nyanyian yg tak sempat aku dendang kan

bagaimana kabarmu hari ini ??
masih kah sama seperti aku tanyakan kemaren ???
aku cuma mau bilang satu hal untuk mu disana
aku tak bermaksud mengusik ketenangan mu saat ini
juga tak mau lagi mengukir luka dihati mu

hanya saja sepintas aku ingin bicara
aku bahagia saat ini bisa melihatmu tersenyum lagi
aku tau kita bakan apa apa lagi dan bukan siapa siapa lagi
kau telah miliki hati yg selalu ada menjagamu
dan aku pun demikian dgn hati yg laen

tapi satu alasan yg buat aku merangkai kata ini
aku gak tau seberapa hebat dirimu tuk aku kenang
tapi yg jelas aku masih mengingat mu
aku gak tau seberapa istimewa dirimu tuk aku banggakan
tapi aku tak bisa menghapus tempatmu kemaren dsini

aku gak bermaksud menggangu keharmonisan cintamu
tapi tetap lah seperti saat ini tersenyum
aku gak kan minta bintang jatuh lagi ditanganku karnaku tau pasti akan hilang lagi tanpaku sadari
tapi aku ingin tetap lah bersinar disana biar aku tetap bisa melihat cahaya mu dikegelapan

cuma satu hal yang tak bisa aku pahami
kenapa aku gak bisa mengisi istanamu meski telah sekian hati yang aku biarkan masuk
tapi tetap saja kosong

aku juga gak akan meminta mawar tuk bsa aku genggam lagi karna aku tau pasti juga layu di tanganku
dan lebih baik di taman itu yang bisa aku lihat mekarnya
aku ingin ini hanya kenangan dan tetap lah kenangan
semoga disana langit itu tetap biru seperti saat ini
dan jadilah yang terindah tuk selama nya
Read more : Kau Yang Terindah ... Selamanya (Puisi Cinta)
Enter Your Email To Recieve Love is Cinta in Your MailBox :