Matahari berhenti melangkah tepat diantara lembayung
Laut menjingga menemani camar yang lalu lalang tak henti
Duduk diantara dua tungkai pohon yang mulai membusuk
Menatap tarian kelapa tua yang hampir roboh melengkung
Menatap tarian wanita yang di depanku, tak henti
Diatas pasir pantai yang menyelinap diantara sela-sela kaki
Berdansa dengan alunan angin pantai dan tabuhan ombak
Kau sendiri lagi, menarikan pinggulmu dan indah
Aku berdiri dari dudukku menghampirimu dan mengecup keningmu
Melengkungkan tangan kananku dipinggangmu yang kecil
Kutemani kau berdansa dengan alam dan menari dengan angin
Matahari kini sudah menutup matanya diantara lautan yang kini gelap
Kau nyalakan unggun dan terus menari sementara aku memandangimu
Kau menghampiriku, mengecup keningku, melingkarkan tanganmu diantara pinggangku
Kau mulai berbaring sendiri menghadap langit berbintang berbantalkan pasir
Perlahan kau mulai tertidur, namun senyummu tak hilang, walau kecil
Akupun mulai berbaring disampingmu, kubisiki telingamu dengan cinta
Dan Akupun tertidur ....
Memelukmu ....
Tersenyum ....
1 comments:
dan hanya jika merupakan puisi yang syarat makna, pilihan kata yang kaya. itu kalau menurut saya, saya sebagai pengajar sastra ingin sekali dapat mencipta karya seperti itu indahnya.. thxs.
Posting Komentar